Teori Sosiologi Karl Marx

Dalam merekonstruksi teori konflik sebagai kritik terhadap teori struktural fungsional ini akan diawali pembahasannya dari Karl Marx sebagai pencetus perspektif ini. Tetapi Marx ternyata bukan fenomena tunggal dalam arti bawah Karl Marx dapat diinterpretasi melalui berbagai cara. Di samping kemudian juga melahirkan berbagai perspektif konflik yang tak kalah menarik lainnya, sehingga tak kurang dari Beilharz menghitung ada 57 varian Marxisme, seperti Bolshevism, Social Demoracy, Trotkyism, Maosim, Teori Kritis, Marxism Barat, Council Cummunism dan lain-lain.

Oleh karena itu rekonstruksi teori konflik ini kemudian dilanjutkan dengan membahas Neo Marxian dengan berbagai varian seperti Hegelian Marxis maupun kelompok Frankfurt. Di samping itu masih ada feminism. Teori ketergantungan, teologi pembebasan, namun Post-modernis yang mungkin disinggung selintas, namun memang tidak bisa terkonstruksi seluruhnya dalam penyajian kali ini. Rekonstruksi ini akan diakhiri dengan memunculkan teori konflik alternatif seperti yang diketengahkan DAhrendorf, Coser maupun Collins.

Marxian. Lahirnya teori konflik sebagai reaksi atas ketidakpuasan terhadap tradisi struktural fungsional tidak bisa dilepaskan dari tokoh Karl Marx yang lahir di kota Trier Jerman tahun 1818. Ia adalah anak dari pasangan Heinrich dan Henrietta keturunan seorang borjuis dan rohaniawan, ketika itu Marx masih sangat mudah, karena alasan bisnisnya, ayah Marx melakukan konversi keagamaan dan kemudian memilih Lutherianism.

Tokoh yang pernah menjadi pemimpin redaksi sebuah harian ini, pada tahun 1842 pindah ke Paris karena kesulitan menghadapi sensor pemerintah Prusia yang dilakukan secara terus menerus. Setelah diusir polisi Perancis Marx, kemudian pindah ke Brusel selama dua tahun. Setelah itu pindah ke London dan kemudian kembali lagi ke Jerman. Tahun 1848 pada saat revolusi di Eropa mengalami kegagalan Marx pindah lagi ke London untuk selamanya.

Latar belakang sosial yang mendasari munculnya teori Marx. Perspektif konflik ini lahir pada saat terjadi krisis sosial yaitu terjadinya revolusi industri Marx melihat terjadinya kemelaratan dan keserakahan di masyarakat. Ia melihat gambaran kehidupan kaum pekerja yang nestapa, kontras dengan gaya kehidupan kaum pemilik modal yang mewah.

Pikiran awal Marx amat dipengaruhi oleh munculnya industrialisasi abad 19, yang telah melahirkan fenomena yang bertolak belakang antara buruh yang hidup menderita dan sengsara dan pemilik alat-alat produksi yang menikmati surplus yang disambung oleh keringat dan tenaga yang dikeluarkan oleh kaum buruh. Dari latar belakang sejarah itu dapat ditarik benang merah yang menggambarkan munculnya kondisi- kondisi yang mempengaruhi aliran Marxist awal, yaitu pertama tekanan struktural yang kuat pada individu dan kedua, kondisi industri yang memperburuk hubungan sosial ke dalam alienasi.

Aliran filsafat yang mempengaruhi Marx. Marx dipengaruhi oleh sejumlah aliran pemikiran filsafat yang berkembang saat itu, seperti idealisme spiritualisme Hegel, Materialisme dan Feurbach, teori ekonomi politik laizess faire dan teori sosialisme Perancis. Spiritualisme Hegel sebagai aliran filsafat besar di Jerman mempengaruhi masa mudanya, yang berpandangan bahwa evolusi manusia dan masyarakat sintesis yang berbeda dengan tesis maupun antitesis. Kedua, Hegel melihat bahwa kesadaran itu ditentukan oleh ide (pikiran), “saya sadar maka saya ada”. Perjuangan terus-menerus antara ide yang ada dan bentuk sosial serta semua yang akan ada merupakan unsur dasar dalam perubahan sosio budaya. Individu dan masyarakat secara bertahap mengatasi dirinya dan mencapai tingkat kesadaran diri yang lebih tinggi. Oleh karena itulah aliran filsafat ini kemudian disebut idealisme spiritualisme. Marx juga dipengaruhi oleh Feurbach tentang bahwa manusia dalam inti hakekatnya ditentukan oleh material, bahkan Tuhan pun tiada lain adalah ide dari manusia.

Dalam karyanya yang dibuat semasa masih muda, Karl Marx memakai dialektika Hegal dan bergabung dengan lingkaran generasi muda Hegelian Radikal. Setelah kawin ia keluar dari Jerman dan tinggal di Paris yang sedang mengalami industrialisasi dan kapitalisme. Ia mempelajari teori Ekonomi Politik Inggris, seperti Adam Smith dan David Ricardo. Ia melihat bahwa mentalitas dunia pasar bersifat impersonal, yaitu meluas ke hubungan-hubungan sosial dan struktur sosial sebagai satu sumber yang paling mendalam.

Pertemuannya dengan Friedrich Engels yang memberikan informasi tentang gaya hidup borjuis dan kondisi-kondisi proletarian, kemudian memunculkan interpretasi bahwa kondisi-kondisi material serta hubungan-hubungan sosial yang muncul dari kondisi itu merupakan dasar perkembangan intelektual atau kekuatan yang mendorong perubahan sejarah. Dengan demikian perubahan bukan muncul dari ide atau pertumbuhan akal budi. Kehidupan modern hanya bisa ditelusuri melalui sumber-sumber material misalnya struktur kapitalisme dan solusinya hanya bisa diperoleh dengan cara menghancurkan struktur tersebut dengan menggerakkan tindakan kolektif massa.

Pemikiran Marx dapat dipahami melalui karya pada masa muda maupun setelah dewasa, antara lain melalui kritiknya dalam “Parts Manuscripts”. Marx adalah juga seorang filosofi dalam “German Ideology”. Kritik sejarah dia buat dalam “The Eighteenth Brumeire of Louis Bonaparte” atau “The Civil War in France”. Dalam karya “Grundrisse” Marx memperkenalkan pandang sejarahnya. Marx juga dapat disebut ekonomi jika diikuti melalui karya “Capital’, di sini Marx membuat kritik ekonomi (Beilharz, 1991: 168) Asumsi yang mendasari teori Marx. Teori konflik yang berakar dari Marx dibangun atas dasar asumsi-asumsi bahwa:
a. Perubahan merupakan gejala yang melekat pada setiap masyarakat.
b. Konflik adalah gejala yang selalu melekat di dalam setiap masyarakat.
c. Setiap unsur dalam masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan sosial.
d. Setiap masyarakat yang terintegrasi di atas penguasaan atau didominasi oleh sejumlah orang tertentu terhadap sejumlah orang lainnya.

Dari asumsi dasar itu teori konflik kemudian mengajukan proposisi yang dapat dielaborasi menjadi sebuah strategi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Kehidupan sosial pada dasarnya merupakan arena konflik di antara dan di dalam kelompok-kelompok yang bertentangan.
b. Sumber-sumber daya ekonomi dan kekuasaan politik merupakan hal yang diperebutkan oleh berbagai kelompok.
c. Akibat tipikal dari konflik itu memunculkan pembagian masyarakat menjadi kelompok determinan secara ekonomi dan kelompok yang ter- subordinasi.
d. Pola-pola sosial dasar suatu masyarakat sangat ditentukan oleh pengaruh sosial dari kelompok determinan secara ekonomi merupakan kelompok yang determinan.
e. Kelompok dan konflik sosial di dalam dan di antara berbagai masyarakat akan melahirkan kekuatan-kekuatan yang dapat menggerakkan perubahan sosial.
f. Karena konflik merupakan ciri dasar kehidupan sosial, maka perubahan sosial menjadi hal yang umum dan sering terjadi.

0 komentar